Menurut Atek, pemilik gerai alternator di Jalan Haji Nawi, Jakarta Selatan, alternator tidak ada perawatan khusus atau servis berkala. Usia pakainya dari kondisi baru bisa mencapai 5 tahunan. Setelah melewati masa tersebut kecenderungan kinerja alternator mulai berkurang dan berakibat pasokan listrik minim atau bahkan tidak sama sekali.
Usia pakai bisa saja lebih cepat diakibatkan beberapa faktor. "Penggunaan barang elektronik dengan beban listrik yang besar seperti modifikasi lampu, pemasangan audio dan monitor ," ungkap Atek. Biasanya, lanjutnya, kapasitas pengisian bawaan pabrik hanya menyisakan antara 5 - 10 A sebagai cadangan. Ketika ada penambahan komponen melebihi batas maka alternator harus diganti dengan kapasitas yang sesuai atau dimodifikasi dengan mengganti gulungan atau memasang penguat. Jika tidak, maka kerja makin berat dan memakan usia lebih cepat.
Pemicu lain alternator soak, ketika melintasi banjir dengan ketinggian air tepat dengan posisi alternator (+/- 50 cm) sehingga bisa merusak ketika dalam kondisi aktif. Lain hal, menurut pengusaha yang memkulai karirnya sejak 2000 banjir diterjang alternator dalam kondisi tidak aktif karena kapasitas sudah penuh.
Tanda-tanda alternator mulai soak lampu indikator bergambar aki atau tulisan 'CHG' menyala. "Selain itu terdengar suara dari alternator akibat bearing yang sudah mulai aus. Jika tidak segera diganti, rotor dan stator akan bersentuhan, timbul panas, dan akhirnya bisa gosong," ungkap Atek. Kalau sudah gosong otomatis tidak bisa digunakan lagi alias rusak total. Hanya rumah alternator saja yang bisa digunakan kembali.
Sumber : Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar